Selasa, 18 Maret 2014

The Power of Love & Prayer


The Power of  Love & Prayer
Raju adalah seorang anak berusia 12 tahun yang lagi menangisi almarhum ibu angkatnya, yang baru saja meninggal dunia karena tertabrak sebuah mobil mewah warna putih mengkilat yang mengebut dijalan raya pas ditengah jalan tempat Raju dan Ibunya menyebrang sepulang keliling dengan jualan gorengan yang takhabis-habis dijual.
’’ Ibu……. Maafkan Raju bu, kalau saja saya tidak ceroboh ngajak ibu pulang mungkin kejadiannya tidak begini, mungkin sekarang kita masih jualan, maafkan Raju bu, saya tidak tahu lagi mau kemana, ibu adalah satu-satunya keluarga saya sekarang saya tidak punya siapa-siapa”.
“Ibu, kapan kakak pulang dan bisa ikut siarah kemakam bapak, mungkin kalau kakak ada disini kita bisa siarah bareng, saya juga kangen banget sama kakak bu, kenapa kakak tidak pulang-pulang semenjak kematian bapak” (kata Rendy kepada ibunya, dia juga anak yatim yang sudah 3 tahun ditinggal wafat oleh bapaknya sekarang tinggal berdua sama ibunya karena Jimmy kakak laki-laki nya pergi kekota mencari nafkah keluarganya menggantikan bapaknya, karena dia anak laki-laki yang paling tua). “ Ren, kamu yang sabar dulu ya nak, kamu kan tahu kakak kamu kekota mencari uang, kita hidup dari uang hasil keja kakak kamu, yang penting kita baik-baik saja, suatu saat kita pasti akan berkumpul kembali”, (sahut ibunya mendinginkan suasana). “ia bu, tapi Rendy pengen punya teman bermain, sama seperti anak yang lainnya, sedang saya tidak pernah bermain, bisanya  cuma ikut ibu kerumah Tuan.Hasyim saya kan malas ketemu sama anaknya si Nofal yang sombong itu”, “heh tidak boleh ngomong begitu, walau bagai manapun dia kan anak majikan ibu, kita harus hoarmat padanya, tidak boleh ngata-ngatain dia, itu Cuma perasaan kamu mungkin”
“ibu, coba lihat disana bu, ada anak yang sedang menangis, kita samperin ya bu, kasian dia”. “ia, mungkin dia sedih karena ditinggal keluarganya,”
            Rendy dan Ibunya segera menghampiri Raju yang sedang menangisi makam ibunya, dan akhirnya Rendy dan Ibunya pulang bersama Raju juga, karena dia hanya sebatangkara Rendy dengan senang hati meminta agar Ibunya mau mengangkat Raju sebagai anak angkatnya, karena Raju kelihatan anak baik-baik dan tidak punya siapa-siapa lagi. Akhirnya mereka hidup bersama layaknya keluarga, Raju sekarang tidak sendiri lagi, dia punya ibu baru dan saudara baru, Rendy pun juga senang karena punya teman bermain.
Keesokan harinya Raju diajak oleh Rendy kerumah majikan Ibunya untuk membantu pekerjaan ibunya disana, Rendy biasa mempunyai bagian menyiram tanaman dihalaman rumah Tuan.Hasyim karena rumahnya sangat luas dan banyak hal yang harus dikerjakan oleh ibu Aminah, (ibunya Rendy)
“ Raju, saya sudah biasa menyiram bunga-bunga disini sendirian, saya sedih banget, karena Den Nofal anaknya Tuan.Hasyim sering isengin saya, biasanya saya disiram pake air kran ini, atau dia iseng dengan yang lainnya, sekarang saya senang ada kamu disini yang dapat menemani saya bekerja,” Rendy menceritakan semua tentang hidupnya dan menceritakan tentang kenakalan Nofal kepada Raju. Raju hanya tersenyum dan mengelus pundak Rendy,” yang sabar ya, lupakan itu semua, mending sekarang kita lanjutkan kerja kita”. Ibu Aminah terlihat senang sekali dari balik jendela dapur yang sedang menyaksikan Rendy dan Raju yang sedang asyik main air sambil menyiram bunga, mereka kelihatan akrab sekali.
Tiba-tiba datang Nofal yang lagi iri menyaksikan Rendy dan Raju yang lagi asyik ditaman, Nofal bermaksud mengahiri keceriaan mereka dengan menakut-nakuti ular mainan dari karet, Rendy dan Raju lari ketakutan tapi Nofal terus mengejarnya, karena capek akhirnya Raju mengambil kembali selang air yang lagi nyala itu dan menyiramkan airnya kepada Nofal, Nofal marah dan berteriak akhirnya Tuan.Hasyim dan Nyonya Farida keluar menyamperin datangnya teriakan itu, “ada apa nak, kenapa kamu basah begini” (kata nyonya Farida) “ini ma, karena ulah anak kurang ajar ini, mereka menyirami saya sampai basah begini, usir meeka ma, saya tidak senang melihat mereka disini.”  “he kalian semua pergi dari sini, kalau tidak saya laporkan kalian kepolisi, cepat pergi sebelum kesabaran saya hilang,” “maaf nyonya, kami tidak sengaja, jangan laporkan kami kepolisi,” jawab Raju, “hei kamu bilang tidak sengaja, kamu tidak lihat baju saya basah begini, sudah ma, usir saja dia atau laporkan saja kepolisi karena dia baru saja mau membunuh saya dengan menyiram air dari selang itu sampe saya tidak bisa bernafas” “kurang ajar kau, satpam….. satpaaaaam kesini cepat, kalian keterlaluan.” “Ma, tenang ma, jangan gegabah kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi” “Pa, kalau mereka di biarin ntar meeka makin parah.biarkan saja mereka dapat hukuman atas perbuatannya sendiri. hei Rendy kamu juga kenapa kamu bersembunyi, dan untuk apa kamu bawa anak kurang ajar ini, kamu sengaja ya mau mencelakakan Nofal, dan siapa anak ini.” Tidak lama kemudian Ibu.Aminah lari dari dapur menghampiri keributan itu. “maaf Tuan, Nyonya, ini salah saya, saya yang bawa anak ini kemari, dia Raju, saya tidak tahu kalau dia senakal ini, dia anak angkat saya, dia seorang anak yatim yang tidak punya orangtua 2 hari yang lalu dia ditinggal wafat ibunya karena korban tabraklari, kalau Tuan dan Nyonya mau sekarang juga saya usir dia, asal jangan dilaporkan kepolisi dan biarkan saya bekerja disini.”  Raju menangis dan menyesali perbuatannya, dia juga meminta agar dia tetap diterima hidup bersamanya karena dia tidak tahu harus kemana. Tapi ibu aminah tidak ada pilihan lain terpaksa raka harus di usir. Dan pak satpam membawa Raju keluar dari sana. Akhirnya Rendy menceritakan yang sebenarnya dan Raju bisa kembali lagi bersama rendy dan ibunya.
“ibu, jangan usir Raju bu, ini salah Rendy, lagian Raju tidak sengaja menyemprotkan air itu, karena Den.Nofal menakut-nakuti kami dengan ular.” “apa..? ular,” sahut Tuan.Hasyim dan Nyonya.Farida serentak karena kaget mendengar penjelasan Rendy. “ia ular, itudia ularnya” kata Rendy menunjukan bukti ular itu” “bohong Ma, Pa, saya tidak nakuti mereka,” Nofal ketakutan karena dia akan terbukti kalau dia yang salah dan dia membela dirinya, tapi bukti sudah ada tidak bisa dia menghindar lagi.


sekian dulu cerita ini, selengkapnya ingin saya tayangkan di perfilman kalau ada peluang. kalau hanya disini kurang seru. semoga saya ketemu sutradara...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar