Pilih Mahasiswa atau Sarjana…….?
(Wisuda cepat atau Wisuda lambat)
Ketika
ditanya pilih mana, antara Mahasiswa dengan Sarjana, kebanyakan orang masih
memikirkannya, bingung, pilih yang mana ya……? Dalam benaknya pusing.
Namun pengalaman dan pengetahuan yang tinggi membuat pilihan ini menjadi mudah,
bagi mereka yang sudah banyak bergaul dengan para Mahasiswa dan Sarjana, ada
pula pilihan ini jadi mudah bagi mereka yang mempunyai keinginan tinggi untuk
menjadi Mahasiswa atau Sarjana.
Sesungguhnya, yang jadi masalah itu bukan kita jadi
Mahasiswa atau kita menjadi Sarjana, akan tetapi, kita yang pantas menjadi
mahasiswa sejati, atau menjadi Sarjana. Beberapa alasan yang sering dikemukakan
oleh kebanyakan orang yang tidak berlandaskan pikiran yang sehat dan positif.
1.
Saya lebih suka menjadi Mahasiswa saja,
alasannya :
a) Kalau
masih jadi mahasiswa kita bebas mau ngapain saja, tidak ada masalah, selagi
kiriman tetap lancar, jadi moment yang paling baik saat kuliah bisa menikmati
masa muda kita.
b) Saya
lebih suka menjadi Mahasiswa karena kalau cepat-cepat jadi Sarjana takut
menambah jumlah pengangguran, ntar mau ngapain kalau setelah lulus saya belum
siap. (emang ngapain selama kuliah…..)
c) Bagi
saya menjadi mahasiswa lebih baik, karena saya bias menambah banyak link,
kenalan orang-orang sukses, bisa belajar banyak hal, berbagi pengalaman dengan
para alumni Universitas, konsultasi sama Dosen, semua bisa dilakukan secara
gratis, beda halnya kalau sudah sarjana, kita mau apa-apa malu, kadang mesti
bayar juga. Jadi selagi mahasiswa saya akan maksimalkan untuk menghadipi
kehidupan setelah lulus kuliah. Jadi dengan banyak hal yang kita pelajari dan
ketahui, maka itu menjadi modal dan kelebihan buat kita, dan itu yang dicari
orang.
2.
Saya lebih suka menjadi sarjana,
alasannya :
a) Kalau
kita lulus lebih cepat dari mahasiswa lainnya itu rasanya sangat luar biasa,
sesuatu banget kayaknya, kita bisa dikatakan hebat, semua bangga.
b) Saya
memang ingin jadi sarjana cepat, karena di daerah saya masih belum banyak
sarjana, biar kesannya saya itu yang paling wow dan saya bisa langsung diterima
kerja disana.
c) Saya
lebih suka lulus cepat karena saya bisa lulus cepat, jadi kalau mau menghindar
bagaimana ya, apalagi untuk menghemat biaya, kalau lulus cepat orangtua tidak
begitu susah mikirkannya, dan saya bisa langsung cari kerjaa untuk membantu
ekonomi keluarga.
Semua
boleh berpendapat sesuai hatinya, tiada salahnya kita mau memilih wisuda lama
atau cepat, yang penting kita punya alasan tersendiri, itu lebih bagus dibandingkan
yang tidak punya alasan, menjadi mahasiswa dan sarjana, karena tujuan dan
cita-cita yang dapat menyelesaikan semuanya menjadi lebih mudah. Namun kalau
saya bisa memberikan sebuah komentar dari pendapat diatas saya akan berikan
peluang dan kunci yang bagus buat para mahasiswa dan calon mahasiswa, agar
tidak termasuk orang yang merugi dan tidak hanya mengikuti orang lain saja,
artinya bisa mempunyai kometmen yang sesuai dan benar-benar mantep.
Pertama :
a)
Menjadi mahasiswa bukanlah ajang untuk
bersenang-senang menikmati hidup, walau tidak bekerja tapi tetap pegang uang
karena pasti dikirim sama orangtua, apalagi yang orangtuanya” BERUANG” artinya banyak uang bisa
dikatakan orang yang sukses dan tajir sama anaknya, walau sebenarnya uangnya
hanya di pake buat jalan-jalan, pacaran, mabuk-mabukan, main cewek, neraktir
teman sekampus, minimal sekelas, buat nambah pamir. Ingatlah orangtua kita
bekerja keras tidak peduli hujan panas, sakit dan lainnya mereka tetap mencari
uang buat kita, terus kita kapan akan membalas semua pengorbanan itu, ia kalau
orangtua kita panjang umur, kalau tidak? Terus apa kita bisa melanjutkan kuliah
dan hidup berpoya-poya tanpa orangtua. Sebernanya ini salah besar, dan akan
diketahui setelah kita keluar dari kuliah (lulus kuliah).
b)
Tiidak pernah terpikir kalau Sarjana itu
sudah menjamur di setiap daerah, memang mulanya di daerah kita tidak banyak
Sarjana, tapi tidak menutup kemungkinan dari daerah lain dating dan mengisi
kekosongan di daerah kita, apalagi kalau sudah melamar CPNS, yang terpilih
hanya Sarjana yang benar-benar memenuhi syarat dan sesuai kebutuhan, bisa saja
orang dari luar daerah kita masuk kedaerah kita, sedangkan kita tidak terpilih,
melamar dan mencari kerja itu susah.
c)
Lulus tepat waktu atau lulus tepat pada
waktuya, tidaklah bermasalah karena kita yang menjalani, namun belum tentu
lulus tepat waktu bisa langsung dapat kerja, adakalanya seorang yang pintar,
cerdas terbaik dikampusnya, tapi mereka masih menganggur setelah Sarjana, terus
bagaimana dengan kepintaran dikampusnya, ada yang salahkah, tidak, tidak ada
yang salah, namun ilmu yang kita pelajari itu cuma teori yang kadang hanya bisa
kita tahu disaat kita sedang mempelajarinya, namun setelah lulus lupa tentang
itu, dan kadang bukan itu yang dibutuhkan, bukan berarti kuliah itu tidak
menjamin, namun perlu kita ketahui, orang cerdas dan pintar itu banyak, IPK
tinggi itu mudah dan semua orang bisa, jadi kita harus punya nilai plus, mempunyai
kelebihan dibidang yang lain, mempunyai kelebihan dibandingkan yang lain, ini
yang harus kita pahami, mungkin menurut kita, kita sudah yang terbaik karena
sebagai lulusan terbaik, lulusan dari Universitas ternama, namun di Universitas
lain kan juga ada lulusan terbaik, dan Universitas ternama tidak juga menjamin
kita, kalau kita tidak belajar dan sungguh-sungguh kita tidak dapat apa-apa,
dalam dunia nyata banyak persaingan, kita harus punya sesuatu yang bernilai
lebih yang tidak dimiliki oleh orang lain, kelebihan kita itu yang dapat kita
andalkan terutama yang lulusan dari Universitas biasa, misalkan saja selain
kita mampu dalam perkuliahan, kita bisa Bahasa Asing, bisa menguasai Computer,
Leadership dan yang lainnya bahkan yang tidak pernah di dapat dperkuliahan
sekalipun, banyak baca buku, browsing, belajar dengan mahasiswa luar kampus
kita, sering keperpus diluar kampus kita, mengikuti pelatihan dan seminar, ini
adalah moment yang baik saat masih menjadi kuliah, yang penting untuk
menghindari pengangguran. Karena ini semua adalah senjatanya.
Kedua :
a)
Yang buat orang lain bangga bukan karena
kita lulus cepat disbanding yang lainnya, mungkin sesaat ia, orang bilang
bangga dengan kita, namun ketika kita sudah lulus lama masih jadi pengangguran
rasa bangga itu akan berubah jadi hal yang sangat menyakitkan buat kita, rasa
malu yang kita emban, seakan kita merasa percuma kalau kita kuliah, sebenarnya
karena kita salah niat. Maka dari itu rubahlah niat itu menjadi lebih baik
lagi.
b)
Tidak ada salahnya lulus cepat, apalagi
yang semasa kuliahnya biaya pas-pasan bahkan minus, namun persiapan sebelum
lulus itu harus benar-benar dijaga, belajar yang sungguh-sungguh, harus
mempunyai nilai plus seperti yang telah dijelaskan dimuka. Penulis berani
menjamin kalau kita tidak siapkan sesuatu di dunia nyata setelah kita keluar
dari perkuliahan maka hasilnya lebih sulit, melamar kerja kesana kemari tidak
dapat panggilan, karena keterampilan kita kurang, kebanyakan kemampuan kita
sama dengan sarjana lainnya, ditambah kalau dari segi penampilan kita kalah muka
pas-pasan, maka tentu saja orang akan memilih yang lain, mungkin mempunyai
kelebihan diwajah, God Looking seperti yang biasa perusahaan cari ya cara untuk
menarik konsumennya. Karena kalau karyawan berpenampilan menarik, tanpan atau
cantik maka pemuda-pemudi dan konsumen lebih suka untuk membeli atau masuk
ditempat tersebut. Maka kita harus selalu bersyukur, tutupi kekurangan kita
dengan kelebihan kita, sempurnakan kekurangan kita, kita harus selalu update
cari tahu apa yang saat ini banyak
dibutuhkan oleh perusahaan, keriteria apa saja yang banyak dicari banyak
perusahaan.
Semoga
ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, karena penulis sendiri mengalami ini
semua setelah sarjana, dan berdasarkan pengalaman orang lain, beberapa diantara
kita saling menceritakan dan mencari titik permasalahannya, ternyata karena
salah niat dan tidak tahu tujuan kedepannya, semoga pengalaman kami ini menjadi
pelajaran baru buat para pembaca dan bisa menjadi lebih baik, penulis
menginginkan agar pendidikan itu di dahulukan, karena bukan salahnya
pendidikan, namun salahnya kita saat di dunia pendidikan. Semoga pengalam kami
tidak dialami oleh orang lain.
Penulis
berharap para mahasiswa dan calon mahasiswa mengetahuinya sejak dini, selagi
ada kesempatan buat mereka yang tidak ingin menganggur setelah sarjana, karena
seorang sarjana yang belum dapat kerja rasanya minta ampun, malu, ketemu orang
yang dikenalnya, risau dan gelisah setiap saat. Karena di Indonesia yang punya
orang dalam lebih mudah dan gampang diterima kerja, pengangguran lebih banyak
dibandingkan peluang kerjanya, kebanyakan perusahaan memilih-milih calon
karyawannya yang sudah berpengalaman, terus kalau semua ini tetap terjadi maka
yang muda-muda dan baru lulus sekolah ataupun kuliah tidak akan pernah dapatkan
peluang, karena pengalamnya lamaran ditolak, seandainya para pemilik perusahaan
mau men tryning pasti kinerja kita tenaga muda lebih bagus dan akan
menghasilkan sebuah ide-ide baru.
Suksek selalu buat kita semua……
***SEKIAN
DAN TERIMAKASIH***
Moh.
Hasyim C*Arts
Malang, 04
Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar