Mengenali
Anak Autis
Autis bukanlah sebuah penyakit yang harus kita hindari, atau
dibiarkan saja, namun autis adalah sebuah gangguan yang dapat kita
sembuhkan sejak dini, namun mendidik anak autis menuntut kesabaran
buat banyak orang yang ada disekitarnya, lebih-lebih yang
mendidiknya, misalkan saja orangtua, saudara, kakek, nenek maupun
para guru teraphisnya. Seperti yang kita ketahui, autis merupakan
gangguan pada perkembangan otak anak yang dapat mengganggu kemampuan
berkomunikasi dengan dunia luar. Gejala autis yang dapat dikenali
dengan baik adalah suka menghindari kontak mata, mudah menangis, suka
benda yang berputar, BAB tidak teratur, tidak dapat tertawa dan
bercanda, sulit untuk berbicara, berbicara dengan kalimat sama,
mempunyai obsesi pada sesuatu serta tidak mempunyai rasa ingin tahu
seperti halnya anak normal lainnya.
Jika anda mendapatkan beberapa gejala atau ciri dari anak autis, ada
baiknya bila anda segera menemui dokter untuk mendapatkan penjelasan
dan penanganan lebih lanjut agar anak anda dapat segera diatasi,
karena tidaklah mudah merawat dan mengetahui hal yang berrhubungan
dengan autis, ketika makanan yang dimakan tidak sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh anak autism aka akan menimbulkan efek yang
tentunya tidak kita inginkan, biasanya langsung kambuh sifat aslinya,
seperti susah tidur, suka nangis, melompat-lompat, tiduran dilantai
sambil berguling-guling, mukulin kepalanya atau membenturkan tubuhnya
ketembok bahkan menggigit anggota tubuhnya yang diinginkan. Perlu
diketahui pula, bahwa anak autis satu dengan yang lainya berbeda dari
segi kelakuan dan jenis makanan yang bisa diterima tubuhnya, ada
kalanya anak 1 cocok dengan makanan A namun yang lainnya belum tentu
cocok, jadi pengawasan dan perhatian itu sangatlah diperlukan awasi
setian sesuatu yang dikerjakan dan suatu yang dimakannya.
Berikanlah pendidikan khusus bagi mereka, sebaiknya anda berhati-hati
ketika memasukan mereka ke sekolah, pilihlah sekolah yang benar-benar
terjamin kualitsnya , ikutkan anak anda ke kegiatan ekstrakulikuler
yang positif di sekolah mereka. Perhatikanlah kemampuan anak dalam
mengikuti tugas pelajaran, kemampuan imitasi, kemampuan bahasa
reseptif, kemampuan bahasa ekspresif, kemampuan PRE-Akademik dan
kemampuan binadirinya. Sedikit banyak dari saya semoga bermanfaat
bagi para pembaca.
***SEKIAN
DAN TERIMAKASIH***
Moh.
Hasyim C*Arts
Malang,
19 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar