KARYA PUISI OLEH: R.Ayim Mahendra, .M.AM
alias MOH. HASYIM (A'IM)
,Manajemen of Tribhuwana Tunggadewi Malang.
alumni MA Nazmut Ketapang Laok 2010
SMP FQKetapang Barat 2007
SDN Ketapang laok 4 2004
MI Assholihin Ketapang Daya 2006
Rayuan
Pulau Madura
Bersatu padu
menjunjung tinggi nusa dan bangsa
Mengejar masa
sampang tertinggal
Kamulah kader
pejuang muda
Penerang
bangsa, pengabdi setia
Bersatu padu kita
beraksi
Bukan orasi,
tapilah bukti.
Pulau madura
begitu indah
Tersimpan rapi
dalam sejarah
Para pejuang telah
berguguran
Ayolah kita semua lanjutkan.
Malang, 25 September 2011
Perawan Neraka
Aroma farfum yang
kau curahkan di pinggir malam itu, adalah aku
Bahasa tubuhmu
menyeret nafsu hingga malam menjepitku
Di antara semak
ilalang yang mengggiur
Dan aku terjatuh
di hembusan musim yang kau cipta
Purnama berkelana
di atas genteng
Menerangi bayangku
dan perawan yang kian mendusta
Aku kaget akan
rembulan yang membawa air mata
Tiba-tiba kau
tampakan ujung hidung mu di depan mata
Suara haru melilit
di tiap sudut kamarku
Mengelus janin
yang terjadi di malam itu
Siang kini telah
membawa kecemasan
Tak mungkin aku memikul malam bersama mu
Hei perawan yang
bertelanjang dada
Jangan kau tabur
peluru-peluru emas mu
Aku takut mataku
membuta kembali
Oleh sehelai kain yang tak dapat menutupi
tubuh indahmu
Malang, 12 Januari 2011
Takkan
goyah
Surga kita bebeda
Biarkan kebenaran
itu telanjang
Aku tidak akan buka hati ini untuk mu
Cukup sudah kau
belai mesra tubuh ini
Aku tidak akan
dustakan cintaku yang esa
Aku tak akan
terjerumus oleh kemungilanmu
Selama iman masih
ku genggam
Sungguh kau nyasar
telah masuk hatiku
Aku kau buat
derita dan kesaal
Saat kau renggut
saudaraku dengan sesuap nasi
Aqidah lebih
berharga dari nyawaku
Ikutilah aku atau
terjerumus jebak mu
Malang, 10
Januari 2011
Bintang
ku
Terkadang aku
terkagum-kagum
Melihat bintang
timur tersenyum memanggil-manggil namaku
Di atas pusaramu
aku terpaku
Patutkah aku
dengan cintamu
Aku tahu tentang
cinta
Aku yakin akan
cinta
Tapi tidakkah aku
sadar akan siapa dirimu
Kau bukanlah
manusia biasa
Dikaulah
bintangku, aku takut takdapat bahagiakanmu
A’im Ketapang, 06 Agustus 2012
boleh dibaca.....
BalasHapus